Concerns about the Muslim Brotherhood
Israel Fears Regime Change in Egypt
By Gil Yaron in Jerusalem
Israel is usually a country where politicians have an opinion on any topic, and vociferously so. But in recent days, Israel's leadership has been unusually silent on a certain question. No one, it seems, is willing to make an official comment on the ongoing unrest in Egypt, where protesters have been holding anti-government rallies. It's not because Israel does not care about the riots ravaging its southern neighbor -- on the contrary, Israeli news channels, normally prone to parochialism, have been closely following recent events in the Arab world, from Tunisia to Lebanon.
But the Israeli government is keeping quiet. "We are closely monitoring the events, but we do not interfere in the internal affairs of a neighboring state," was the curt answer from the Israeli Foreign Ministry to requests for comments.
So for journalists looking for quotes, it is a happy coincidence that Israel's former Industry and Trade Minister Binyamin Ben-Eliezer resigned from the Israeli cabinet last week and can now freely express his opinions as a member of the opposition Labor Party. "I don't think it is possible (for there to be a revolution in Egypt)," Ben-Eliezer told Israeli Army Radio. "I see things calming down soon." The Iraqi-born former minister is a renowned expert on Israeli-Arab relations and is a friend of the Egyptian intelligence chief Omar Suleiman.
Ben Eliezer's statement is consistent with the assessment of members of Israel's intelligence community and Middle East experts, who point to the strength of Egypt's army. In his remarks to Army Radio, Ben-Eliezer also explained Israel's position on the protests. "Israel cannot do anything about what is happening there," he said. "All we can do is express our support for (Egyptian President Hosni) Mubarak and hope the riots pass quietly." He added that Egypt was Israel's most important ally in the region.
Uneasy Peace
Egypt was the first Arab state to sign a peace treaty with Israel, in 1979, but the relationship between the neighboring countries remains delicate. Good relations are limited to government circles. The regime in Cairo attempts to curtail the establishment of closer links between the countries' civil societies. The professional associations of doctors, engineers or lawyers, for example, require their members to declare that they will not contribute to normalizing relations with Israel.
Even 30 years after the peace agreement, annual trade between the neighboring countries only amounts to a value of $150 million (€110 million). (For comparison, Israel's trade with the European Union was worth around €20 billion in 2009.)
A recent incident involving the vice governor of the Sinai Peninsula reveals how many Egyptians think about Israel. After a shark attack off the coast, the official said that it could not be ruled out that the deadly fish had been released by Israeli intelligence to harm Egypt's tourism industry. After the bloody attack on a church in Alexandria on Jan. 1, a spokesman for Egypt's Muslim Brotherhood speculated that Israel could be responsible for the attack, with the intention of sowing discord between Christians and Muslims.
Indeed, the Muslim Brotherhood is one of the main reasons why official Israel seems to support Mubarak so keenly. It is considered the most popular political movement in Egypt, and its position regarding the peace treaty with Israel is clear: They want it revoked immediately. "Democracy is something beautiful," said Eli Shaked, who was Israel's ambassador to Cairo from 2003 to 2005, in an interview with SPIEGEL ONLINE. "Nevertheless, it is very much in the interests of Israel, the United States and Europe that Mubarak remains in power."
For Israel, more is at stake than the current so-called "cold" peace with Egypt and a few tens of millions of dollars in trade. "Never before have Israel's strategic interests been so closely aligned with those of the Sunni states as today," says Shaked, referring to Arab countries whose populations are mainly Sunni Muslim, such as Egypt, Saudi Arabia and the United Arab Emirates. The recent publication of the US diplomatic cables by WikiLeaks showed what he means: Much of the Arab world, and especially Mubarak, sees Shiite Iran and its allies, such as Hamas in the Gaza Strip and Hezbollah in Lebanon, as an existential threat, just as Israel does.
Potential Serious Danger
"If regime change occurs in Egypt, the Muslim Brotherhood would take the helm, and that would have incalculable consequences for the region," says Shaked. The Israeli government has noted with concern the fact that, even after 30 years of peace, Egypt's army is still equipped and trained mainly with a possible war against Israel in mind.
A cancellation of the peace treaty would open up a new front with the 11th largest army in the world, which is equipped with modern American weapons. But what Israel fears more than a -- somewhat unlikely -- armed conflict with Egypt is an alliance between an Islamist regime in Cairo and Hamas, which considers itself an offshoot of the Muslim Brotherhood.
Shaked considers the West's demands for more openness and democracy in Egypt to be a fatal mistake. "It is an illusion to believe that the dictator Mubarak could be replaced by a democracy," he says. "Egypt is still not capable of democracy," he adds, pointing out that the illiteracy rate is over 20 percent, to give just one example. The Muslim Brotherhood is the only real alternative, he opines, which would have devastating consequences for the West. "They will not change their anti-Western attitude when they come to power. That has not happened (with Islamist movements) anywhere: neither in Sudan, Iran nor Afghanistan."
Ultimately the choice is between a pro- or an anti-Western dictatorship, says Shaked. "It is in our interest that someone from Mubarak's inner circle takes over his legacy, at any cost." In the process, it is not possible to rule out massive bloodshed in the short term, he says. "It would not be the first time that riots in Egypt were brutally crushed."
Dan (kenangkanlah) ketika Kami berfirman: “Masuklah kamu ke bandar ini, kemudian makanlah dari benda-benda yang ada di dalamnya dengan sepuas-puasnya, apa sahaja yang kamu sukai. Dan masuklah kamu melalui pintunya dengan tunduk (merendah diri); dan (mintalah ampun dengan) berkata: ‘ Ya Allah ampunilah dosa kami ‘; supaya kami ampunkan kesalahan-kesalahan kamu, dan Kami akan tambah pula pahala orang-orang yang berbuat baik”.
[59]
Kemudian orang-orang yang zalim (penderhaka) itu mengubah perkataan (perintah kami) yang dikatakan kepada mereka dengan melakukan sebaliknya; maka Kami turunkan ke atas orang-orang yang zalim itu bala bencana dari langit, dengan sebab mereka sentiasa berlaku fasik (menderhaka).
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil perjanjian setia kamu semasa Kami angkatkan Gunung Tursina di atas kamu (sambil Kami berfirman): “Terimalah Taurat yang telah Kami berikan kepada kamu (serta amalkanlah) dengan bersungguh-sungguh, dan ingatlah (jangan lupakan) apa yang tersebut di dalamnya, supaya kamu bertaqwa.
[64]
Kemudian sesudah itu kamu membelakangkan perjanjian setia kamu itu (tidak menyempurnakannya); maka kalau tidaklah kerana limpah kurnia Allah dan belas kasihanNya kepada kamu (dengan membuka pintu taubat), nescaya menjadilah kamu dari golongan orang-orang yang rugi.
[65]
Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui (bagaimana buruknya akibat) orang-orang di antara kamu yang melanggar (larangan) pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu kera yang hina”.
[66]
Maka Kami jadikan apa yang berlaku itu sebagai suatu hukuman pencegah bagi orang-orang yang ada pada masa itu dan orang-orang yang datang kemudian, dan suatu pengajaran bagi orang-orang yang (hendak) bertaqwa.
[83]
Dan (ingatlah wahai Muhammad), ketika Kami mengikat perjanjian setia dengan Bani Israil (dengan berfirman): “Janganlah kamu menyembah melainkan Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapa, dan kaum kerabat, dan anak-anak yatim, serta orang-orang miskin; dan katakanlah kepada sesama manusia perkataan-perkataan yang baik; dan dirikanlah sembahyang serta berilah zakat”. Kemudian kamu berpaling membelakangkan (perjanjian setia kamu itu) kecuali sebahagian kecil dari kamu; dan sememangnya kamu orang-orang yang tidak menghiraukan perjanjian setianya.
Dan (ingatlah), ketika Kami mengikat perjanjian setia dengan kamu: “(Bahawa) janganlah kamu menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan) sesama sendiri, dan janganlah kamu usir-mengusir sesama sendiri dari kampung masing-masing”. Kemudian kamu telah berikrar mematuhi perjanjian setia itu, dan kamu sendiri pula menjadi saksi (yang mengakui kebenarannya).
[85]
Kemudian kamu ini (wahai Bani Israil), kamu berbunuh-bunuhan sesama sendiri dan kamu usir satu puak dari kaum kamu keluar dari kampungnya; kamu pula saling bantu-membantu (dengan orang lain) untuk menentang mereka dengan melakukan dosa dan penganiayaan; padahal kalau mereka datang kepada kamu sebagai orang tawanan, kamu tebus mereka; sedang perbuatan mengusir mereka diharamkan juga atas kamu. Sesudah itu maka patutkah kamu hanya percaya kepada sebahagian (dari isi) Kitab Taurat dan mengingkari akan sebahagian yang lain? Maka tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian itu dari antara kamu, selain dari kehinaan ketika hidup di dunia, dan pada hari kiamat akan ditolak mereka ke dalam azab seksa yang amat berat. Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan apa yang kamu lakukan.
[87]
Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Nabi Musa Kitab Taurat, dan Kami iringi kemudian daripadanya dengan beberapa orang Rasul, dan Kami berikan kepada Nabi Isa Ibni Maryam beberapa mukjizat serta Kami teguhkan kebenarannya dengan Ruhul-Qudus (Jibril). Maka patutkah, tiap-tiap kali datang kepada kamu seorang Rasul membawa sesuatu (kebenaran) yang tidak disukai oleh hawa nafsu kamu, kamu (dengan) sombong takbur (menolaknya), sehingga sebahagian dari Rasul-rasul itu kamu dustakan, dan sebahagian yang lain pula kamu membunuhnya?
[88]
[89]
Dan ketika datang kepada mereka sebuah Kitab dari Allah (Al Quran), yang mengesahkan apa yang ada pada mereka (Kitab Taurat), sedang mereka sebelum itu sentiasa memohon (kepada Allah) kemenangan atas kaum kafir musyrik (dengan kedatangan seorang Nabi pembawa Kitab itu). Setelah datang kepada mereka apa yang mereka sedia mengetahui kebenarannya (Nabi Muhammad dan Al Quran), mereka mengingkarinya; maka (dengan yang demikian), laknat Allah menimpa orang-orang yang kafir ingkar itu.
[90]
Sejahat-jahat perkara (yang mereka lakukan) ialah perbuatan mereka membeli kesenangan dirinya sendiri dengan mengingkari Al-Quran yang telah diturunkan oleh Allah, kerana dengki bahawa Allah menurunkan dari limpah kurniaNya (wahyu) kepada sesiapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya (iaitu Nabi Muhammad s.a.w). Dengan sebab itu sudah sepatutnya mereka mendapat kemurkaan Allah bertalu-talu, dan orang-orang yang kafir itu akan beroleh azab sengsara yang menghinakan.
[91]
Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu kepada apa yang telah diturunkan oleh Allah (kepada Nabi Muhammad)”, mereka menjawab: “Kami hanya beriman kepada apa yang telah diturunkan kepada kami (Taurat)”. Dan mereka ingkarkan (Kitab) yang lain yang diturunkan kemudian daripadanya, padahal Al-Quran itu benar lagi mengesahkan Kitab Taurat yang ada pada mereka. Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika demikian mengapa kamu membunuh Nabi-nabi Allah pada masa yang lalu kalaulah kamu benar-benar orang-orang yang beriman?”.
[92]
Dan sesungguhnya telah datang kepada kamu Nabi Musa membawa keterangan-keterangan (mukjizat) kemudian kamu menyembah (patung) anak lembu sepeninggalannya, dan kamu (dengan perbuatan itu) adalah orang-orang yang zalim.
[93]
Dan (ingatlah) ketika Kami mengikat perjanjian setia dengan kamu semasa Kami angkatkan bukit Tursina itu ke atas kamu (sambil kami berfirman): “Ambilah (dan amalkanlah ajaran Kitab Taurat) yang Kami berikan kepada kamu itu dengan bersungguh-sungguh, dan dengarlah (apa yang diperintahkan kepada kamu dengan mematuhinya)”. Mereka menjawab: “Kami dengar, dan kami menderhaka”. Sedang kegemaran menyembah (patung) anak lembu itu telah mesra dan sebati di dalam hati mereka, dengan sebab kekufuran mereka. Katakanlah (wahai Muhammad):” Amatlah jahatnya apa yang disuruh oleh iman kamu itu kalaulah kamu orang-orang yang beriman”.
[94]
Katakanlah (wahai Muhammad kepada kaum Yahudi): “Kalau syurga negeri akhirat itu telah menjadi hak istimewa untuk kamu pada sisi hukum Allah, tidak boleh dicampuri oleh orang-orang lain (seperti yang kamu dakwakan itu), maka cita-citakanlah mati (supaya kamu dimatikan sekarang juga), jika betul kamu orang-orang yang benar”.
[95]
Dan sudah tentu mereka tidak akan mencita-citakan mati itu selama-lamanya, dengan sebab dosa-dosa yang telah mereka lakukan; dan Allah sentiasa mengetahui akan orang-orang yang zalim itu.
[96]
Demi sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) akan dapati mereka itu setamak-tamak manusia kepada hidup (yang lanjut masanya), dan (lobanya mereka kepada hidup itu) melebihi loba orang-orang kafir musyrik. Tiap-tiap seorang dari mereka suka kiranya ia boleh hidup seribu tahun, padahal umur panjang yang demikian, tidak akan dapat melepaskannya dari azab (yang disediakan oleh Allah). Dan (ingatlah), Allah sentiasa melihat akan apa yang mereka lakukan.
[98]
Sesiapa memusuhi Allah (dengan mengingkari segala petunjuk dan perintahNya) dan memusuhi Malaikat-malaikatNya dan Rasul-rasulNya, khasnya malaikat Jibril dan Mikail, (maka ia akan diseksa oleh Allah) kerana sesungguhnya Allah adalah musuh bagi orang-orang kafir.
[99]
[100]
Patutkah (mereka ingkarkan ayat-ayat keterangan itu) dan patutkah tiap-tiap kali mereka mengikat perjanjian setia, dibuang dan dicabuli oleh segolongan dari mereka? Bahkan kebanyakan mereka tidak beriman.
[101]
Dan apabila datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah (Nabi Muhammad s.a.w), yang mengesahkan apa yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang telah diberikan Kitab itu melemparkan Kitab Allah ke belakang mereka, seolah-olah mereka tidak mengetahui (kebenarannya).
Moga kita membuka minda dan mata dgn apa yg berlaku di Midle East ini.
Sungguh janji Allah itu Maha Benar..
Ummu Wardah
No comments:
Post a Comment